Analisis Anion





Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

analisis kation





Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

TPA Heuleut-Majalengka




makalah penelitian
Tempat Pembuangan Akhir  (TPA) Sampah (TPA Heuleut, Kecamatan Kadipaten-Majalengka)
Diajukan Sebagai Pengganti UTS Dari Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan

DEWI TAMILAH
1210208023




PENDIDIKAN KIMIA A
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang  telah memberikan kekuatan dan karunia-Nya selama perancangan dan penulisan tugas makalah ini.
Makalah ini merupakan pemenuhan tugas salah satu mata kuliah pengetahuan lingkungan sebagai pengganti UTS program Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Terimakasih atas petunjuk, arahan, saran,  dan dorongan dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan makalah ini. Dan semua pihak yang telah terlibat langsung, maupun tidak langsung. Semoga  Allah SWT memberikan pahala yang berlipat atas bantuan yang diberikan.





Bandung,   Novenber 2011



Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. 2

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 4
A.  Latar Belakang.......................................................................................................................... 4
B.  Rumusan masalah..................................................................................................................... 7
C.  Tujuan ....................................................................................................................................... 7
D.  Manfaat penelitian.................................................................................................................... 7

BAB II.PEMBAHASAN.................................................................................. 8
A.  Kualitas Udara Dan Kesehatan Pemulung Di TPA Heuleut Kadipaten-Majalengka........ 8
B.  Dampak Sampah Terhadap Lingkungan Sekitar TPA...................................................... 11

BAB III.PENUTUP........................................................................................ 13
A.  Simpulan.................................................................................................................................. 13
B.  Saran........................................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 14
Biodata Narasumber..................................................................................... 15
Lampiran ...................................................................................................... 16



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di  bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam  kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga dapat memberikan  daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal (Depkes, 2007). 

Seiring pertambahan jumlah penduduk dan aktivitas manusia menyebabkan sampah kian hari kian bertambah banyak. Sampah terdiri dari bahan organik maupun anorganik yang dianggap sudah tidak berfungsi lagi, sehingga umumnya sampah itu selanjutnya diperlakukan sebagai barang buangan. Sampah dapat berasal dari buangan rumah tangga dapat juga berasal dari buangan pabrik. Sampah dapat menyebabkan polutan sehingga menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan, membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan sumber daya, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air dan berbagai akibat negatif lainnya. Masalah sampah dewasa ini memang masih menjadi persoalan yang belum terpecahkan dengan baik. Masalah sampah sebenarnya sudah lama menjadi masalah di kota-kota besar, misalnya di kota Bandung pernah terjadi lautan sampah karena TPA ditutup oleh penduduk sekitar TPA. Hal ini akan terus terjadi karena terbatasnya lahan kosong yang dapat dijadikan untuk Tempat Pembuangan Akhir, sementara jumlah sampah setiap hari kian bertambah tidak disertai dengan penanganan dan pengolahan sampah.
Di negara berkembang, sampah umumnya ditampung kemudian diangkut dan dibuang di tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Sanitary Landfill adalah sistem pengelolaan sampah yang mengembangkan lahan cekungan dengan syarat tertentu meliputi jenis dan porositas tanah. Umumnya batuan landasan adalah lempung atau pada dasar cekungan dilapisi geotekstil untuk menahan peresapan lindi pada tanah, serta dilengkapi dengan saluran lindi. TPA dengan sistem sanitary landfill memang memerlukan investasi atau biaya yang mahal tapi resiko pencemaran lingkungan dapat diminimalkan. TPA dengan sistem Sanitary Landfill di Indonesia sesungguhnya belum dilakukan dengan baik, justru cenderung berubah ke TPA Open Dumping. TPA dengan metode open dumping adalah menumpuk sampah terus hingga tinggi tanpa dilapisi dengan lapisan geotekstil dan saluran lindi. Akibatnya adalah terjadi pencemaran air tanah dan udara di sekitar TPA, sehingga timbullah resistensi sosial dari masyarakat disebabkan kerusakan atau pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh TPA jenis ini.
Lindi merupakan limbah cair yang berasal dari sampah basah atau sampah organik yang terkena air hujan. Jika lindi tersebut tidak ditata dengan baik, maka dapat menyebar ke dalam tanah dan masuk ke aquifer air tanah yang dapat menyebabkan pencemaran air tanah. Lindi tersebut mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh seperti adanya kandungan Hg, H2S, tergantung jenis sampah yang dibuang di TPA tersebut.
Udara merupakan perbandingan dari beberapa campuran gas yang tidak tetap, yang tergantung dari keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan disekitarnya. Udara dapat disebut juga atmosfer yang mengelilingi bumi yang sangat penting bagi kehidupan. Komposisi udara kering dan basah diantaranya nitrogen (78,09%), oksigen (21,94%), argon (0,93%), dan karbon dioksida (0,032%). Selain gas-gas tersebut, gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain nitrogen oksida, hydrogen, metana, belerang dioksida, ammonia, dan lain-lain. Apabila susunan udara mengalami perubahan dari keadaan normal dan menganggu kehidupan manusia dan hewan maka udara tersebut telat tercemar (Wardhana, 2004).
Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain transportasi, industri, dan perumahan, demikian juga dengan semakin majunya suatu kota, semakin banyak sampah yang diproduksi kota tersebut. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. Selain itu pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung meletus, gas alam beracun, dll. Dampak dari udara tersebut adalah menyebabkan penurunan kualitas udara, yang berdampak  negatif terhadap kesehatan manusia (Depkes, 2007).
Kabupaten Majalengka merupakan bagian dari wilayah administrasi Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 120.424 hektar yang terdiri atas 26 kecamatan, 13 kelurahan dan 321 desa. Secara geografis, Kabupaten Majalengka terletak pada koordinat 6°  32’16,39” sampai dengan   7° 4’ 24,75”  Lintang Selatan dan  108 ° 2’ 30,87” sampai dengan 108° 24’ 32,84” Bujur Timur.
Kondisi Geografis Majalengka terbagi dalam 3 zona daerah yaitu : daerah pegunungan dengan  ketinggian 500-857 m di atas permukaan laut dengan luas 482,02 Km² atau 40,03 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka; daerah bergelombang/berbukit dengan ketinggian 50-500 m diatas permukaan laut dengan luas 376,53 Km² atau 31,27 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka dan daerah daratan rendah dengan ketinggian 19-50 m diatas permukaan laut dengan luas 345,69 Km² atau 28,70 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka. Kondisi ini memungkinkan tumbuh suburnya potensi sumber daya alam yang melimpah seperti sayuran, buah buahan, pangan juga sektor pariwisata.
Menyangkut permasalahan produksi sampah, sampai tahun 2008, pelayanan persampahan di Kabupaten Majalengka, masih dilayani oleh fasilitas 2 Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) yaitu TPA Heuleut dan TPA Talaga. Sampah di Kabupaten Majalengka berasal dari berbagai sumber seperti dari perumahan, pasar, rumah sakit, tempat-tempat umum, dan industri. Sampah organik dan rumah tangga mendominasi komposisi sampah yang dihasilkan di Kabupaten Majalengka.
TPA Heuleut adalah sarana yang dirancang dengan metode sanitary landfill tetapi dalam pelaksanaan operasionalnyamenggunakan sistem open dumping sehingga menimbulkan dampak negatif bagi kualitas lingkungan yang meliputi dampak pencemaran air, udara, vector penyakit serta terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya. Sistem open dumping di TPA Heuleut sangat berpengaruh tehadap kualitas lingkungan disekitarnya, khususnya kualitas udara di sekitar TPA Heuleut. Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Heuleut sebagai tempat pembuangan, penimbunan sampah dari kabupaten Majalengka jauh dari pemukiman penduduk,namun tidak dapat dipungkiri bahwa TPA dapat mencemari lingkungan terutama kualitas udara di daerah sekitar.
Sampah yang datang di TPA berasal dari sumber yang berbeda beda sehingga komposisinya juga berbeda-beda. Komposisi sampah yang akan ditampilkan dalam persentase (%)berat (biasanya berat basah) atau % dari volume (basah). Sampah yang dihasilkan dapat dikategorikan sebagai limbah organik dan anorganik. Limbah organik dapat dikategorikan ke dalam mudah-diurai dan susah diurai. Kategori pertama termasuk sampah dapur, sampah makanan, sampah sayuran, buah.  Sedangkan yang kedua adalah  kertas, tekstil, karet, kayu, dan kulit. Sampah anorganik yang tidak dapat terurai termasuk logam, besi, kaca, tembikar.
Secara tidak langsung fenomena ini berdampak pada perubahan pemanfaatan lahan dari lahan pertanian berubah menjadi lahan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Penetapan lokasi TPA sampah yang tepat serta penataan kawasan di sekitarnya perlu dilakukan secara seksama agar tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari, terutama yang terkait dengan masalah sosial dan lingkungan.   

B.  Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahannya adalah:
1.    Bagaimana kualitas udara di sekitar pemulung berkumpul dan keluhan kesehatan yang berkaitan dengan saluran pernapasan pada pemulung di TPA Heuleut Kecamatan Kadipaten, Majalengka?
2.    Bagaimana dampak sampah terhadap lingkungan di sekitar TPA?

C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui kualitas udara dan keluhan kesehatan yang berkaitan dengan saluran pernapasan pada pemulung di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Heuleut, kecamatan Kadipaten, Majalengka.
2.    Mengetahui dampak sampah terhadap lingkungan di sekitar TPA.

D.  Manfaat penelitian
1.    Sebagai informasi bagi pemerintah/Instansi yang terkait agar meningkatkan upaya penyehatan pengelolaan sampah.
2.    Memberi masukan bagi peneliti lainnya mengenai kualitas udara dan keluhan kesehatan yang berkaitan dengan saluran pernapasan pada pemulung di TPA Heuleut, kecamatan kadipaten-majalengka.
3.    Untuk menambah pengetahuan penulis tentang pencemaran udara di TPA Heuleut, kecamatan kadipaten-majalengka.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Kualitas Udara dan Kesehatan Para Pemulung Di TPA Heuleut-Kadipaten, Majalengka

1.    Kualitas Udara
Manusia dalam aktivitasnya tidak telepas dari kebutuhan terhadap ruang. Ruang tempat mereka tinggal dalam upaya meningkatkan status dan kualitas hidupnya yaitu dengan mengolah sumber daya, baik itu sumber daya alam atau pun sumber daya manusia itu sendiri. Disadari atau tidak dalam proses pemanfaatan sumber daya itu manusia menghasilkan sampah, dan sampah tersebut akan penyebabkan pencemaran lingkungan.
Proses akhir dari rangkaian penanganan sampah yang biasa dijumpai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.
Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Heuleut  merupakan salah satu tempat pembuangan akhir sampah yang terdapat di Kecamatan Kadipaten, Majalengka. Metode pembuangan sampah yang digunakan di TPA heuleut adalah metode open dumping. Sampah yang sudah diangkut oleh truk sampah, akan langsung dibuang dengan cara menumpuk sampah di TPA, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, di TPA tersebut juga banyak terdapat tenda-tenda sementara untuk para pemulung yang bekerja di TPA tersebut. Di tenda tersebut, mereka meletakkan barang-barang dari hasil pencarian barang bekas, selain itu mereka beristirahat dan makan siang di tenda tersebut. Di TPA Heuleut juga kadang terjadi pembakaran. Pembakaran tersebut tidak dilakukan secara sengaja. Pembakaran terjadi akibat dari puntung rokok yang dibuang secara sembarangan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.


Gambar 1. Keadaan TPA Heuleut

Tempat pembuangan akhir sampah dengan sistem open dumping menimbulkan bau telur busuk karena tumpukan sampah mengalami dekomposisi secara alamiah menghasilkan gas H2S, metana dan amoniak. Bau ini dapat menyebar di TPA dan sekitarnya sehingga menurunkan kualitas udara (Soemirat, 2009).
Penguraian sampah sendiri disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme. Pembusukan sampah ini akan menghasilkan gas metana (CH4)  yang bersifat racun bagi tubuh makhluk hidup. Sampah yang tidak dapat membusuk adalah sampah yang memiliki bahan  dasar plastik, logam, gelas dan karet. Untuk pemusnahannya dapat dilakukan pembakaran. Proses pembakaran sampah tersebut dapat menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang dapat menimbulkan dampak lingkungan. Peningkatan jumlah sampah disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk, keadaan sosial ekonomi dan kemajuan teknologi (Nandi, 2005).

2.    Kesehatan Para Pemulung Di Sekitar TPA
Pada umumnya pemerosesan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA adalah berupa proses landfilling (pengurugan), dan sebagian besar dilaksanakan dengan open-dumping, yang mengakibatkan permasalahan lingkungan, seperti pencemaran udara akibat gas, bau dan debu. Pembuangan sampah mengenal beberapa metoda dalam pelaksanaannya yaitu:



a.    Control Landfill
o  Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan
o  Saluran pengumpul lindi dan kolam penampungan
o  Pos pengendalian operasional
o  Fasilitas pengendalian gas metan
b.    Open DumpingOpen dumping atau pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan sederhana dimana sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi; dibiarkan terbuka tanpa pengamanan dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut penuh. Masih ada Pemda yang menerapkan cara ini karena alasan keterbatasan sumber daya (manusia, dana, dll).
Cara ini tidak direkomendasikan lagi mengingat banyaknya potensi pencemaran lingkungan yang dapat ditimbulkannya seperti:
o  Perkembangan vektor penyakit seperti lalat, tikus, dll
o  Polusi udara oleh bau dan gas yang dihasilkan
o  Polusi air akibat banyaknya lindi (cairan sampah) yang timbul
o  Estetika lingkungan yang buruk karena pemandangan yang kotor


Gambar 2. Penerapan Cara Open Dumping

Ketiadaan tanah penutup akan menyebabkan polusi udara tidak teredam. Produksi gas yang timbul dari degradasi materi sampah akan menyebabkan bau yang tidak sedap dan juga ditambah dengan debu yang beterbangan.
Tempat pembuangan akhir sampah dengan system open dumping menimbulkan bau telur busuk karena tumpukan sampah mengalami dekomposisi secara alamiah menghasilkan gas H2S, metana dan amoniak. Bau ini dapat menyebar di TPA dan sekitarnya sehingga menurunkan kualitas udara (Soemirat, 2009).
Tercemarnya udara di sekitar TPA menyebabkan kesehatan lingkungan terganggu, termasuk kualitas udara disekitar TPA terutama meningkatnya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Berdasarkan hal tersebut diatas Penulis tertarik melakukan penelitian di TPA Heuleut , untuk mengetahui kualitas udara di TPA dan juga untuk mengetahui keluhan kesehatan yang berkaitan dengan saluran pernapasan pada pemulung yang bekerja di Tempat Pembuangan Akhir Sampah tersebut. Namun, dari penelitian yang kami lakukan, para pekerja dan pemulung sudah tidak merasa terganggu / peka lagi dengan udara yang tidak sedap di sekitar TPA . mungkin ini disebabkan oleh keterbiasaan mereka beraktifitas disana, dan ini sangat tidak baik untuk kesehatan, karena tanpa sadar, kinerja kepekaan penciuman para pekerja dan pemulung telah terganggu.
Para pekerja TPA memberi masker kepada para pemulung untuk mengurangi kadar udara kotor yang terhirup, namun karena kekurang-tahuaan para pemulung akan pentingnya masker saat mereka bekerja menjadi kurang termanfaatkan dengan baik, hal ini terlihat saat penelitian berlangsung, hampir semua para pemulung di TPA Heuleut tidak menggunakan masker sebagai perlindung. Padahal, kondisi tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja seperti ISPA, alergi kulit, pilek, pusing, dan infeksi kulit.

B.  Dampak Sampah Terhadap Lingkungan Sekitar TPA
Seiring pertambahan jumlah penduduk dan aktivitas manusia menyebabkan sampah kian hari kian bertambah banyak. Sampah terdiri dari bahan organik maupun anorganik yang dianggap sudah tidak berfungsi lagi, sehingga umumnya sampah itu selanjutnya diperlakukan sebagai barang buangan. Sampah dapat berasal dari buangan rumah tangga dapat juga berasal dari buangan pabrik. Sampah dapat menyebabkan polutan sehingga menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan, membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan sumber daya, menimbulkan polusi, menyumbat saluran air dan berbagai akibat negatif lainnya.
Berdasarkan hasil survei di lokasi TPA, sistem pembuangan sampah  di Heuleut, open dumping menyebabkan beberapa masalah lingkungan, beberapa diantaranya:
a.    Polusi di air tanah yang disebabkan oleh lindi.
b.    Polusi udara yang disebabkan oleh gas, bau, dan debu. Hal ini disebabkan oleh keadaan tanah yang sudah miskin unsure hara yang menyebabkan polusi udara.
c.    beresiko terjadinya pembakaran,
d.   Penurunan estetika lingkungan jika daerah tidak dikelola dengan sungguh-sungguh. Dalam jangka panjang di masa depan, kawasan menjadi tidak termanfaatkan.
e.    Dengan volume sampah di lokasi penimbunan yang meningkat setiap saat suatu hari akan penuh, saat itu harus diperoleh daerah baru untuk memperluas TPA.



BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
1.    Udara merupakan perbandingan dari beberapa campuran gas yang tidak tetap, yang tergantung dari keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan disekitarnya. Udara dapat menjadi pembunuh bagi para penghirupnya jika kandungan udaranya berupa gas-gas yang bukan untuk dihirup.
2.    Tercemarnya udara di sekitar TPA menyebabkan kesehatan lingkungan terganggu, terutama meningkatnya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) untuk para pekerja dan pemulung yang mengais rezeki dari TPA tersebut.

B.  Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah penelitian ini belum benar-benar sempurna seperti yang diharapkan. Sehingga tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa kekeliruan dalam penulisannya. Meskipun demikian, mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan sumbangan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

·      Chapter1.pdf.com:15 november 2011, 13:41 WIB
·      Suratmo, F.Gunawan.1991.ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN.Yogyakarta : UGM-Press
·      Soemarwoto,Otto.2004.Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Jakarta : Djambatan
·      Geografis majalengka.pdf : 14 november 2011 : 10:00 WIB
·      ITS-Undergraduate-8840-1404100065-Chapter1.pdf
·      Dian_setiawati.pdf




Biodata Narasumber

Nama                           : Guntur
Tempat/tanggal lahir   : -
Alamat                        : Desa Heuleut, kecamatan Kadipaten-Majalengka
Jabatan                                    : Pengurus TPA Heuleut



LAMPIRAN

Keadaan TPA Heuleut Kecamatan Kadipaten-Majalengka


Gambar.1
Metode open dumping


Gambar.2
kegiatan keseharian pemulung


Gambar.3
Tempat peristirahatan sementara para pemulung


Gambar. 4
Akibat pembakaran tak disengaja


Gambar. 5
Bebagai jenis sampah di TPA


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO