Dalam surat Al Baqarah ayat 183-186, disisipi seruan
untuk berdo’a. Allah SWT berfirman :
“Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mwngabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon
kepada-Ku,…” (Al Baqarah : 186)
Ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya ibadah
do’a. Bahkan ada tiga kelompok yang do’anya tidak akan tertolak:
“Tiga kelompok yang tidak akan ditolak do’anya: Orang
yang berpuasa sampai ia berbuka. Pemimpin yang adil. Dan do’a orang yang
teraniaya. Allah menyibak awan dan membuka pintu-pintu langit seraya berfirman:
“Demi kemulia-Ku dan keagungan-Ku, pasti Aku tolong kamu, walau setelah
beberapa waktu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Do’a adalah bukti rasa cinta seorang hamba kepada Allah
SWT, sekaligus pengakuan akan kebutuhan dan pertolongan-Nya. Hakikat do’a
sebenarnya juga meminta kekuatan dan kesanggupan dari padaNya, ada makna
memujiNya, ada pengakuan bahwa Allah Maha Mulia lagi Maha Pemurah. Itu semua
menjadi cirri pengabdian dan pengabdian. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang tidak
meminta kepada Allah, Allah marah padanya.” (HR. Tarmidzi)
Dari
Abu Said bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Tiada setiap muslim
berdo’a dengan suatu do’a, dalam do’a itu tidak ada unsur dosa dan memutuskan
tali silaturahim, kecuali Allah pasti memberikan kepadanya salah satu dari tiga
hal; adakalanya disegerakan do’anya baginya, adakalanya disimpan untuk
diakhirat kelak, dan adakalanya dirinya dihindarkan dari keburukkan.: para
sahabat bertanya: “ Jika kami memperbanyak do’a?” Rasulullah SAW bersabda:
“Allah lebih banyak (mengabulkan do’a).” (HR. Ahmad, Bazzar, dan Abu Ya’la)
Adab Berdo’a
A. Pertama, memakan makanan dan memakai
pakaian dari yang halal. Dari Abu Hurairah RA bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda: “Seorang laki-laki u=yang lusuh lagi kumal karena lama
bepergian mengangkat kedua tangannya ke langit tinggi-tinggi dan berdo’a : Ya
Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan dagingnya
tumbuh dari yang haram, maka bagaimana do’anya bisa terkabul?” (HR.Muslim)
B. Kedua, hendaknya memilih waktu dan
keadaan yang utama, seperti:
Tengah malam, Rasulullah SAW bersabda:
1.
“Keadaan yang paling dekat antara Tuhan dan
hambaNya adalah di waktu tengah malam akhir. Jika kamu mampu menjadi bagian
yang berdzikir kepada Allah, maka kerjakanlah pada waktu itu.” (HR. Tirmidzi
dan Nasa’i)
2.
Saat sujud. Rasulullah SAW bersabda:
“keadaan yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya adalah pada saat
seorang sedang bersujud, maka perbanyaklah kalian berdo’a.” (HR. Muslim dan Abu
Dawud)
3.
Ketika adzan. Rasulullah SAW bersabda:
“ketika seorang muadzin mengumandangkan adzan, pinti=u-pintu langit dibuka dan
do’a dikabulkan.” (HR. Hakim)
4.
Antara adzan dan iqamat. Rasulullah SAW
bersabda: “Do’a antara adzan dan iqamat mustajab, maka berdo’alah.” (HR. Ibnu
Hibban dan Abu Ya’la)
5.
Ketika turun hujan. Dari Sahl bin Saad dari
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dan ketika hujan turun.” (HR. Abu Dawud dan Hakim)
6.
Do’a seseorang untuk saudaranya tanpa
sepengetahuan saudaranya. Dari Abu Darda’ berkata: Rasulullah bersabda: “Tiada
seorang muslim yang berdoa bagi saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu,
kecuali malaikat berkata, bagimu seperti apa yang kamu doakan untuk saudaramu.”
(HR. Muslim)
C. Ketiga, berdo’a menghadap kiblat dan
mengangkat kedua tangan.
Dari Salman Al-Farisi berkata, Rasulullah
SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Hidup lagi Maha Pemurah. Dia malu juka
ada seseorang yang mengangkat kedua tangannya berdo’a kepadanya.” (HR.Hakim)
D. Keempat, dengan suara lirih, tidak
keras dan tidak terlalu pelan.
Rasulullah SAW bersabda: “Wahai manusia,
sesungguhnya Dzat yang kalian ber’doa kepada-Nya tidak tuli dan juga tidak
ghaib (alpa).” (HR. Abu Dawud)
E. Kelima, tidak melampaui batas dalam
berdo’a.
Allah SWT berfirman: “berdo’alah kepada
Tuhan kalian dengan penuh rendah diri dan takut (tidak dikabulkan).
Susungguhnya Dia tidak menyukai orang ynag melampaui batas.” (QS. Al A’raf:55).
Contoh melampaui batas dalam berdo’a adalah
,e,inta disegerakan adzan, atau do’a dalam hal dosa dan memutus silaturahim,
dll.
F. Keenam, rendah diri dan khusyu’.
Allah SWT berfirman: “Berdo’alah kepada
Tuhanmu dengan berendah diri dan suara lembut. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al A’raf:55).
G. Ketujuh, sadar ketika berdo’a,
yakin akan dikabulkan dan benar dalam pengharapan.
Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah
SAW bersabda: “Berdo’alaj kepada Allah, sedangkan kalian yakin akan dikabulkan
do’a kalian. Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan do’a dari hati yang
lalai.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
H. Kedelapan, hendaknya ketika berdoa
memelas, menganggap besar apa yang dido’akan dan diulang tiga kali.
Ibnu Mas’ud RA berkata: “Adalah Rasulullah
SAW juka berdo’a, berdo’a tiga kali. Dan ketika meminta ampun, meminta ampun
tiga kali. (HR. Ahmad) Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah satu diantara
kalian meminta, maka perbanyaklah atau ulangilah, karena ia sedang meminta
kepada Tuhannya. (HR. Ibnu Hibban)
I. Kesembilan, hendaknya ketika berdo’a
dimulai dengan dzikir kepada Allah SWt dan memujiNya dan agar mengakhirinya
dengan shalawat atas Nabi SAW.
J. Kesepuluh, taubatlah dan mengembalikan
hak orang yang didzalimi.
Dari Umar bin Khattab RA berkata:
“sesungguhnya saya tidak memikul beban ijabah, akan tetapi memikul do’a maka
ketika saya telah berupaya dalam berdo’a maka ijabah atau dikabulkan akan
bersamanya.”
Ia melanjutkan: “Dengan sikap hati-hati
dari apa yang diharamkan Allah SWT akan mengabulkan do’a dan tasbih.”
Dari Abdullah bin Mas’ud RA barkata:
“sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan dari orang yang mendengar, melihat,
main-main, senda-gurau, kecuali orang yang berdo’a dengan penuh keyakinan dan
kemantapan hati.”
Dari Hudzaifah berkata: “Akan dating suatu
zaman, tidak akan selamat pada zaman itu, kecuali orang yang berdo’a dengan
do’a seperti orang yang akan tenggelam.”
Demikian pembahasan tentang keutamaan do’a,
adab berdo’a dan waktu-waktu yang istijabah. Semoga kesungguhan do’a kita
dikabulkan Allah SWT.